BERITA DPRD 40 – Kutai Timur- Anggota DPRD Kutai Timur dari Daerah Pemilihan (Dapil) 3, H. Riduan,S,A.P menyatakan dukungan penuh terhadap program kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dengan Universitas Mulawarman (Unmul) dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Program ini merupakan bagian dari pelaksanaan 50 program unggulan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Mahyunadi untuk periode 2025–2030.
“Ini langkah luar biasa. Saya sangat setuju, apalagi kalau regulasinya jelas dan ada anggaran yang mendukung. Karena faktanya, daerah hulu kami di pedalaman memang masih sangat kekurangan dokter dan tenaga medis,” ujar H. Riduan usai mengikuti rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kutim, Senin (2/6/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr. H. Bahrani Hasanal sebelumnya menjelaskan bahwa kerja sama dengan Unmul mencakup pengiriman dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan tenaga farmasi. Mulai 2025 hingga 2026, jumlah pengiriman dokter akan ditingkatkan menjadi tiga orang per tahun. Target jangka panjangnya, hingga 2030, Pemkab menyiapkan 40 tenaga kesehatan yang terdiri dari 10 dokter umum, 10 dokter gigi, 5 dokter spesialis, dan 15 tenaga farmasi. Mereka akan menjalani masa ikatan dinas dan ditempatkan di rumah sakit maupun puskesmas di Kutai Timur.
Menanggapi hal itu, H. Riduan anggota Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan ini menyampaikan pentingnya keberlanjutan program ini dengan pendekatan berbasis kearifan lokal. Ia mengusulkan agar Pemkab memprioritaskan anak-anak asli Kutai Timur, khususnya dari desa-desa pedalaman seperti Muara Bengkal, Muara Ancalong, Busang, dan Long Mesangat, Batu Ampar dan desa lain di Kutim untuk disekolahkan menjadi tenaga medis.
“Sudah sering terjadi, tenaga medis dari luar tidak bertahan lama di kampung kami. Tantangannya mulai dari air bersih yang terbatas, sulitnya jaringan komunikasi, hingga minimnya fasilitas jauh dari kota. Tapi kalau anak lokal sendiri yang sekolah dan kembali mengabdi, mereka biasanya lebih tahan dan ikhlas karena sudah terbiasa dengan kondisi setempat,” katanya.
Riduan juga mencontohkan anaknya yang kini bekerja sebagai perawat di kampung halamannya sendiri. “Karena dia lahir dan besar di sana, dia senang dan betah. Tidak cerewet, karena sudah paham dengan alam dan budaya daerahnya sendiri,” tambah politisi dari Fraksi Demokrat
Ia berharap Pemkab Kutim aktif merekrut dan mendanai pendidikan anak-anak desa yang punya semangat belajar namun terkendala biaya. “Kalau ada anak dari Kutim yang ingin sekolah tapi tidak mampu, justru mereka yang perlu direkrut dan dibantu. Mereka inilah yang nanti menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di wilayahnya sendiri,” pungkasnya.
Kerja sama strategis antara Pemkab Kutim dan Unmul ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam pemerataan layanan kesehatan hingga pelosok desa, dengan dukungan penuh DPRD sebagai mitra kerja pemerintah daerah. (*)