DPRD KUTIM, SANGATTA, 1 Juli 2025 – Fraksi Persatuan Indonesia Raya (F-PIR) DPRD Kutai Timur menilai realisasi APBD Tahun Anggaran 2024 perlu dikaji secara serius agar penggunaan anggaran benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat. Dalam pandangan umumnya pada rapat paripurna, F-PIR menyatakan bahwa dokumen pertanggungjawaban ini adalah bentuk akuntabilitas pemerintah daerah yang wajib diikuti dengan pembahasan yang lebih rinci dan terfokus.
F-PIR dibacakan Yan, S.Pd., SD., M.Pd mencatat bahwa realisasi pendapatan daerah mencapai Rp10,44 triliun atau 79,90% dari target. Meski PAD berhasil melampaui target dengan realisasi Rp532,65 miliar atau 182,26%, sebagian besar pendapatan tetap bergantung pada dana transfer pusat sebesar Rp9,81 triliun. Sementara itu, kategori lain-lain pendapatan yang sah sangat rendah, hanya 18,30% dari target, menunjukkan perlunya penguatan strategi pendapatan alternatif.
Di sisi belanja, realisasi mencapai Rp12,06 triliun dari total anggaran Rp14,80 triliun atau setara 81,51%. F-PIR menyoroti belanja modal yang hanya terserap 76,34% serta nihilnya realisasi belanja tidak terduga dari anggaran Rp20 miliar. Hal ini dianggap sebagai indikasi lemahnya eksekusi program yang bersifat strategis dan mendesak evaluasi menyeluruh terhadap kinerja OPD.
Dalam aspek pembiayaan, penerimaan tercatat sebesar Rp1,77 triliun, sebagian besar dari SiLPA, sementara pengeluaran pembiayaan mencapai Rp35 miliar atau 92,11% dari pagu anggaran, digunakan untuk penyertaan modal BUMD. Fraksi PIR meminta transparansi serta audit berkala terhadap kinerja BUMD agar penyertaan modal tidak menjadi beban fiskal.
F-PIR juga menyoroti posisi neraca keuangan per 31 Desember 2024 yang mencatat total aset sebesar Rp19,12 triliun dan saldo akhir kas Rp113,99 miliar. Meski terdapat surplus dari aktivitas operasional, defisit masih terjadi pada aktivitas investasi dan transitoris. Fraksi PIR berharap catatan ini menjadi masukan konkret untuk pembahasan lanjutan, demi pengelolaan APBD yang lebih tepat guna dan berpihak kepada masyarakat Kutai Timur.(*)